Prodi S2 Ilmu Linguistik USU Gelar Kuliah Umum Perdana: Fonetik Eksperimental dan Kajian Fonologi Mutakhir

SUARAPUBLIK.CO.ID, Medan | Setelah sukses melaksanakan kuliah-kuliah umum secara daring tahun lalu, Program Studi Magister (S2) Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara [USU] Medan menggelar Kuliah Umum perdana yaitu seri pertama. Tema yang dipilih yaitu “Fonetik Eksperimental dan Kajian Fonologi Mutakhir” yang dilaksanakan secara daring menggunakan Video Conference Zoom Meeting, Kamis [25/03/2021].

Kuliah Umum kali ini mengundang pembicara yaitu Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum., seorang guru besar Linguistik bidang Fonologi yang berasal dari Universitas Udayana, Bali. “Pembicara membahas dengan berbagai penjelasan yang diantaranya ialah, fonetik eksperimental dalam era digital, fonologi segmental, fonologi dinamis, fonologi suprasegmental atau prosedi, sinfonologi dan aplikasi dalam penelitian bahasa”, jelas Ketua Panitia Kuliah Umum, Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A.

Acara dibuka Dekan Fakultas Ilmu Budaya [FIB], Universitas Sumatera Utara [USU] Medan, Dr. Budi Agustono, M.S., yang menyambut baik atas terselenggaranya Kuliah Umum yang perdana tersebut. Acara-acara temu ilmiah seperti ini dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara terhadap penyebaran ilmu pengetahuan dibidang ilmu bahasa yang mutakhir, harapnya.

Setelah acara dibuka Dekan FIB, selanjutnya kata sambuatan disampaikan Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A., yang merupakan Sekretaris Prodi Magister (S2) Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang mewakili Kaprodi. Ilmu Linguistik, Dr. Eddy Setia, M.Ed.TESP. “Kuliah Umum seri pertama ini, pembicara menyampaikan keuntungan-keuntungan dari fonetik eksperimental, ujarnya.

Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum., sebagai pembicara pada kuliah umum ini menyampaikan secara rinci berbagai keuntungan dari fonetik eksperimental. “Pertama, analisis akustik dapat membantu menyempurnakan ketepatan transkripsi fonetik dalam hal ketinggian titinada relatif, arah pergerakan titinada, panjang relatif, perbedaan kualitas vokal, ada tidaknya aspirat dan perbedaan kualitas bunyi”, ungkap Prof. I Nyoman Suparwa.

Keuntungan kedua dari fonetik eksperimental, penggunaan instrumen akustik orang bisa mendapatkan kuran secara kuantitatif yang berupa angka–angka. Dan, kemudian dapat digunakan untuk analisis statistik, ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, keuntungan ketiga, instrumen akustik memungkinkan rekaman permanen dibuat, sehingga fakta dapat disajikan kembali pada orang yang tidak memiliki akses terhadap pembicara dari bahasa yang sedang didiskusikan.

Perkuliahan umum tersebut dihadiri lebih dari 400 peserta yang dimana tersebar dari berbagai perguruan tinggi di Nusantara, termasuk dihadiri para guru besar maupun birokrat di berbagai Pemerintah Daerah. Antusiasme peserta yang mengikuti kuliah umum dapat dilihat begitu banyak pertanyaan yang disampaikan kepada Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum selaku pembicara. Dan, beliau kemudian menjelaskan dan memaparkan setiap jawabannya dengan cukup detail. [SP-01]