Gerakan SMAN 4 Peduli, Bentuk Pendidikan Karakter Siswa

SUARAPUBLIK.CO.ID-Langsa | Siswa SMAN 4 Kota Langsa terus diarahkan untuk memiliki karakter kesetiakawanan dan mendalami nilai-nilai sosial, dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Hal ini, bertujuan untuk mewujudkan pribadi siswa yang tangguh, memiliki integritas, berjiwa sosial tinggi dan penuh tanggung jawab. Selain, tujuan pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Ini bagian dari pendidikan karakter. SMAN 4 Langsa komit dan terus mengasah siswanya menuju kepribadian luhur,” sebut Kepala SMAN 4 Langsa, Salamuddin Usman, S.Pd.I, Jum’at, 7 Mei 2021.

Dikatakan, sebagai bentuk menuju karakter dimaksud, siswa bersama dewan guru dan tenaga kependidikan melakukan gerakan SMAN 4 peduli. Aksi sosial ini, dimulai sejak awal tahun 2021.

Lewat gerakan ini, terkumpul sejumlah donasi yang baru disalurkan pada bulan Ramadhan 1442 H. Penerima manfaatnya adalah siswa dari keluarga kurang mampu dan akan disantuni secara bergilir nantinya.

“Untuk saat ini, baru tiga siswa-siswi yang menerima santunan dari donasi yang terkumpul. Telah kita serahkan secara langsung pada Kamis kemarin,” jelas Salamuddin.

Adapun penyerahan santunan diserahkan langsung kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan Osis yang merupakan perwakilan siswa. Secara bersama, punggawa SMAN 4, mendatangi satu persatu kediaman siswa yang kurang mampu itu.

Tiga siswa yang mendapat santunan jelang Idul Fitri ini adalah; Teuku Ryan, siswa kelas XI MIPA 1. Ayah siswa ini, T. Alamsyah adalah seorang penarik becak. Sedangkan ibunya, Husnaini sering menderita sakit dan acap di opname di rumah sakit.

“Mereka tinggal di Gampong Matang Seulimeng Kecamatan Langsa Barat. Lantaran ibunya sering sakit, Teuku Ryan terpaksa menjual sepedanya yang biasa digunakan sebagai kenderaan berangkat sekolah, untuk berobat sang ibu,” tutur Salamuddin menerangkan.

Seterusnya, menyambangi kediaman Rahmad Sabil, siswa kelas X IPA 1, di Dusun Masjid, Gampong Birem Puntong Kecamatan Langsa Baro. Kehidupan orangtua siswa ini termasuk keluarga kurang beruntung. Ayahnya, Husaini adalah pekerja serabutan dan ibunya Nurdiana, seorang ibu rumah tangga biasa.

Kemudian, bergerak ke Gampong Sungai Pauh Kecamatan Langsa Barat, di kediaman Maulida Yanti, siswa kelas X IPS 2. Ayahnya Abdul Wahab adalah penarik becak dan ibunya Wagiati sebagai ibu rumah tangga.

“Keluarga siswi kami ini memprihatinkan. Mereka menetap di sebuah rumah kurang layak huni di atas sepetak tanah sewa. Hingga kami sepakat menyalurkan tali asih kepada keluarga ini,” ujar Salamuddin lirih.

Alumni IAIN Ar-Raniry Banda Aceh ini menambahkan, santunan yang terkumpul akan kembali disalurkan di bulan depan, usai hari raya Idul Fitri. Sasarannya tetap sama, yakni warga sekolah yang kehidupan mereka kurang mampu.

Diakuinya, siswa SMAN 4 Langsa rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu. Hal ini pula yang mendorong pihak sekolah menggerakkan pengumpulan infaq dan sedekah sehingga bisa membantu meringankan beban keluarga para siswanya.

“Semoga kedepan, ada para dermawan yang tergerak hatinya untuk turut mendonasikan rizki, menjadi amal ibadah membantu sesama yang membutuhkan,” pungkas Salamuddin. [SP-02]