
SUARAPUBLIK.CO.ID – Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), menggelar Konferensi Nasional Program Pascasarjana Linguistik (KNPPSL) telah memasuki tahun keempat.
Konferensi Nasional tersebut tetap dilakukan meski di tengah situasi pandemi COVID-19. Mengingat kondisi tidak memungkinkan untuk dilakukan secara luring maka KNPSL IV dilakukan secara daring. Konferensi Nasional daring tersebut mengangkat tema ‘Pemanfaatan Rekayasa Bahasa (Language Engineering) dalam Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian’.
Disela-sela acara KNPPSL IV, Kamis (5/11/2020) Ketua Panitia yaitu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A menyampaikan bahwa latar belakang pemilihan tema tersebut terkait dengan masalah kebahasaan yang dihadapi oleh suatu masyarakat atau bangsa. “Acara ini ingin memberikan informasi, bagaimana menyelesaikan masalah tersebut melalui perubahan ataupun pembaharuan di bidang kebahasaan”, ungkapnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka rekayasa bahasa adalah usaha untuk membimbing dan mempengaruhi perkembangan bahasa yang dilakukan melalui proses rekayasa bahasa, dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh para perekayasa untuk melahirkan serangkaian kebijakan bahasa. Lebih lanjut Doktor Thyrhaya mengatakan, perencana itu tidak semata-mata meramalkan masa depan berdasarkan apa yang diketahui pada masa lampau, tetapi perencanaan tersebut merupakan usaha yang terarah untuk mempengaruhi masa depan itu.
Selanjutnya Doktor Thyrhaya melaporkan bahwa konferensi daring setidaknya diikuti 261 peserta dari berbagai institusi pendidikan dan 36 pemakalah dari Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Makassar, dan Universitas Sumatera Utara.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan dan para Wakil Dekan yang mendukung kegiatan ini dan juga kepada ADI (Asosiasi Dosen Indonesia) dan APMALI (Asosiasi Program Studi Magister Linguistik Indonesia) atas kerjasamanya untuk menyukseskan konferensi ini.
Pembicara utama pada KNPPSL IV adalah Prof. Dr. Pranomo, M.Pd. (Universitas Sanata Dharma), Dr. Yusring Sanusi Baso, M.App.Ling (Universitas Hasanuddin), dan Dr. Gusdi Sastra, M. Hum (Universitas Andalas). Turut hadir Direktur Sekolah Pascasarjana USU, Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S; Wakil Dekan FIB USU Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si.; dan Kaprodi Ilmu Linguistik FIB USU Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP.
Pada kesempatan juga Dr. Eddy Setia, M.Ed TESP yang merupakan Ketua Program Studi Linguistik FIB USU, berharap konferensi kali ini dapat memicu para linguis untuk meneliti kajian bahasa agar dapat mengembangkan kajian bahasa di Indonesia.
“Kami akan konsen dan terus berbuat melalui berbagai kegiatan akademik, agar memberikan masukan dan dorongan bagi dosen dan mahasiswa linguistik di Indonesia, terutama di FIB USU, untuk meminati kajian bahasa. Sehingga kajian bahasa akan terus berkembang, dan terus berkontribusi bagi pengembangan kajian bahasa di Indonesia,” ujar Eddy.
Doktor Eddy juga mengucapkan terima kasih kepada APMALI (ASOSIASI PROGRAM STUDI MAGISTER LINGUISTIK INDONESIA) yang selalu mendukung kegiatan Prodi Magister Linguistik.
Sebagai Wakil Ketua APMALI, Doktor Eddy dapat berkomunikasi dengan para ketua prodi dari seluruh Prodi Magister Linguistik se-Indonesia yang berada di bawah naungan APMALI untuk menghadirkan ketiga pembicara hadir pada konferensi ini.
Prof. Ikhwanuddin Nasution, M.Si selaku Wakil Dekan III FIB USU yang dalam kesempatan ini mewakili Dekan FIB USU mengatakan bahwa pimpinan FIB USU sangat bangga karena Prodi Magister Linguistik dapat melaksanakan konferensi daring seperti ini. Walaupun saat ini kita masih dalam situasi pandemi tetapi Prodi Magister Linguistik tetap aktif melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah. “Kami sangat mendukung sebab ini akan sangat bermanfaat baik bagi dosen dan mahasiswa linguistik di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S selaku Direktur Sekolah Pascasarjana USU mewakili Rektor USU membuka konferensi ini secara resmi. Dalam sambutannya, dia sangat mengapresiasi Program Studi Pascasarjana Linguistik USU yang sangat konsisten mengadakan konferensi nasional. Sibarani mengharapkan melalui konferensi ini para peserta dapat bertukar pikiran dengan para pembicara. Menurutnya, sesuai dengan tema konferensi yang luar biasa ini diharapkan para peserta terbuka wawasannya untuk membuat luaran penelitian berupa artikel yang terbit di jurnal bereputasi, dan Haki serta Paten. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat untuk mengangkat kualitas Program Studi Magister dan Doktor Linguistik.
Dalam konferensi, Prof. Dr. Pranomo, M.Pd menyampaikan, pembelajaran bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi harus memberikan ruang gerak yang lebih leluasa agar setelah mahasiswa lulus dan memasuki dunia kerja tidak gagap karena bahasa yang mereka kuasai hanya bahasa baku. Sebenarnya, bahasa baku tidak berarti sebagai bahasa “beku” (frozen language). Bahasa baku harus tetap cair dalam arti tidak melanggar kompetensi kegramatikalan tetapi juga harus memperhatikan kompetensi pragmatik. Kompetesi pragmatik adalah keterampilan berkomunikasi menggunakan bahasa secara akurat.
Selaras dengan Prof. Pranomo, pembicara utama lainnya, Dr. Gusdi Sastra, M. Hum memaparkan penelitiannya terkait neurolinguistik dan hubungannya dengan rekayasa bahasa serta pembentukan karakter. Dr. Gusdi menyampaikan, Neurolinguitik sebagai bagian dari linguistik interdisipliner erat kaitannya dengan rekayasa bahasa, karena rekayasa merupakan strategi berpikir individual yang mempengaruhi sosial. Melalui rekayasa bahasa akan lahir individu yang berkarakter sesuai dengan efek dari rekayasa bahasa, baik rekayasa bahasa positif maupun negatif.
Selanjutnya Dr. Yusring Sanusi Baso, M.App.Ling memaparkan dan mendiskusikan aplikasi yang telah dibuatnya untuk membiasakan penggunaan karakter (aksara) bahasa daerah dalam komunikasi tertulis di media sosial terkini dalam usaha mempertahankan bahasa daerah tetap digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah ketiga pembicara utama menyampaikan materi, selanjutnya peserta diarahkan ke ruang yang dibagi menjadi tujuh bagian. Tujuh ruang tersebut merupakan bagian dari sesi paralel yang memfasilitasi pemakalah lain untuk menyampaikan kajiannya. Terdapat sebanyak 36 paper dari pemakalah KNPPSL IV. (SP.02)
0 Komentar