
SUARAPUBLIK.CO.ID – Pandemi COVID-19 telah memengaruhi situasi pelaksanaan kegiatan perkuliahan dan kegiatan akademis lainnya. Pertemuan tatap muka beralih ke pertemuan secara daring untuk memenuhi protokoler kesehatan dalam beraktifitas.
Pertemuan-pertemuan ilmiah yang secara berkelanjutan dilaksanakan melalui aplikasi zoom, google clasroom, dan aplikasi daring lainnya. Situasi-situasi yang terjadi saat ini juga menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk didiskusikan dalam forum-forum ilmiah termasuk seminar daring.
Program Studi Magister Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Sumatera Utara (US) melaksanakan Seminar Daring dengan tema: “COVID -19: Perubahan Realisasi Linguistik dalam Pengodean Realitas”. Mengundang para ahli linguistik, khususnya semantik dan wacana untuk membagikan ide dan pemikiran serta hasil penelitiannya. Dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 23 Juli 2020 jam 13.30 WIB – 15.30 WIB dengan menggunakan aplikasi Zoom. Jumlah peserta yang mengikuti acara tersebut berjumlah 269 peserta.
Narasumber pertama, Prof. Dr. Octavianus, M.Hum, Guru besardi Universitas Negeri Andalas. Beliau mendapatkan gelar doktornya di Pascasarjana Universitas Udayana. Bidang illmu yang dikuasai adalah semantik dan pragmatik. Narasumber kedua adalah Prof. Amrin Saragih, Ph.D, MA., DTEFL. Beliau adalah Guru besar di Universitas Medan yang mendapatkan gelar Ph.D-nya di La Trobe University Melbourne, Victoria, Australia. Bidang kepakaran beliau adalah Discourse Analysis.
Selanjutnya narasumber ketiga adalah Ika Nurhayani, S.S., M.Hum, Ph.D., yang mendapatkan gelar Ph.D-nya di Cornell University pada tahun 2013. Saat ini beliau menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang. Dan, narasumber terakhir, Dr. Eddy Setia, M.Ed., TESP., memeroleh gelar Doktor dalam bidang linguistik di Program Studi Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana, Bali. Saat ini beliau menjabat sebagai Ketua Program Studi master dan Doktor Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Seminar Daring ini membuka kesempatan bagi para mahasiswa, dosen, dan peneliti serta pihak-pihak yang berminat dalam bidang linguistik untuk berpartisipasi. Kegiatan ini bekerjsama dengan FIB Universitas Andalas, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, FIB Universitas Brawijaya, APMALI (Asosiasi Program Magister Linguistik Indonesia), ADI (Asosiasi Dosen Indonesia) MPW ADI Sumatera Utara, dan IAL (Ikatan Alumni Linguistik) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Acara dipandu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. (Universitas Sumatera Utara) sebagai moderator dengan pembawa acara Dr. Tasnim Lubis, M.Hum (Universitas Sumatera Utara).
Narasumber pertama, Prof. Dr. Octavianus, M.Hum menyajikan makalah dengan judul: COVID-19 dan Dinamika Bentuk-Bentuk Lingual Dalam Pengodean Realitas Narasumber kedua adalah Prof . Amrin Saragih, Ph.D, MA., DTEFL memaparkan judul: COVID-19: Perubahan Realisasi Linguistik dalam Wacana Pembelajaran dan Implikasinya terhadap Konteks Sosial.
Selanjutnya narasumber ketiga adalah Ika Nurhayani, S.S., M.Hum, Ph.D., mengambil judul makalah: Emergency Linguistics during COVID -19. Pentingnya belajar dari negara lain. Dan, narasumber terakhir, Dr. Eddy Setia, M.Ed., TESP., menjelaskan terkait COVID-19: Perubahan Realisasi Linguistik Dalam Pengodean Realitas.
Salah satu peserta, Dr. Ely Ezir (Universitas Asahan) menanyakan terkait fenomena kebahasaan di masa pendemi COVID. Narasumber Prof. Octavianus memberikan penjelasan, “Pentingnya penyampaian pesan mengenai anjuran dan larangan dari pihak medis dan pemerintah dikombinasikan dengan bahasa dan budaya daerah target agar lebih mengena dan berterima sehingga tepat sasaran. Banyak sekali metafora dan peribahasa bahasa lokal yang bisa mendeskripsikan kondisi dan situasi dalam menghadapi era kenormalan atau adaptasi kebiasaan baru”.
Selanjutnya narasumber lainnya, Dr. Eddy Setia menjelaskan “Fenomena timbulnya istilah-istilah terkait COVID -19 yang juga berakibat kepada perilaku masyarakat dalam menjalani kehidupannya. Ada sesi positif penggunaan bahasa di ruang publik dimasa pendemi COVID-19, seperti menjaga jarak, rajin berolah raga, lebih disiplin dan teratur dalam kehidupan sehari-hari. Karena bahasa mempengaruhi perlaku manusia dalam bertindak. (SP.02)
0 Komentar