
SUARAPUBLIK.CO.ID – Daerah | Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial [IKS] USU [Universitas Sumatera Utara] melaksanakan studi lapangan di Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kegiatan ini untuk mengetahui peran usaha home industry dalam meningkatkan kesejahteraan para Ibu Rumah Tangga.
“Home industry adalah usaha berskala kecil yang dilakukan dirumah, biasanya dikelola oleh keluarga dan perusahaan kecil atau usaha rumahan berupa produk barang dan sering disebut sebagai industri rumah tangga”, ujar Nurul Adilla Alatas Abus yang merupakan salah satu mahasiswi yang terlibat dalam studi lapangan kepada SUARAPUBLIK.CO.ID Sabtu [28/09/2024].
Lebih lanjut dia menjelaskan, meskipun berskala kecil, home industry sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian karena bersifat memberdayakan. “Home industry merupakan bentuk perusahaan kecil milik masyarakat secara perseorangan, home industry berperan meningkatkan kemandirian masyarakat dibidang ekonomi melalui proses pemberdayaan”, ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Yulia Nur Rahmah menjelaskan, “Usaha susu kedelai Umi Shohib merupakan sebuah usaha home industry yang berada di Jalan Roso Pahlawan 2, Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara”.
Usaha ini telah berdiri sejak 2007 hingga saat ini sudah memiliki 12 karyawan. Karyawan di Usaha Susu Kedelai Umi Shohib merupakan perempuan. Awal mulanya pemilik Usaha Umi Shohib memulai usaha ini dengan keponakannya dikarenakan seorang tetangganya merasa tertarik dengan es lilin yang Ia buat dari susu kedelai. Tetangga tersebut mengatakan bahwa es susu kedelai tersebut pasti laku jika dijual di sekolah karena lebih sehat juga bagi anak-anak sekolah untuk mengonsumsinya. Umi Shohib yang saat itu sedang mengalami krisis ekonomi memutuskan untuk mencoba menjual es susu kedelai tersebut untuk menambah penghasilan keluarga.
“Hasil yang tidak diduga ternyata banyak pembeli yang merasa puas dengan es susu kedelai tersebut, hingga akhirnya ia mengembangkannya menjadi susu kedelai kemasan yang berjalan hingga saat ini”, ungkap Yulia.

Selanjutnya Seniati menambahkan, setelah melakukan observasi dan wawancara kepada para pekerja di Usaha Susu Kedelai Umi Shohib, para pekerja merasa sangat terbantu dengan adanya lowongan pekerjaan di Umi Shohib.
“Para pekerja memiliki penghasilan dan jam bekerja yang berbeda-beda tergantung peran pembagian kerja. Untuk pekerja yang membungkus susu kedelai berpenghasilan Rp. 30.000/hari sedangkan untuk tugas membungkus dan packing untuk susu kedelai yang diberikan ke agen tidak memiliki hasil tentu tetapi sekitar Rp.220.000 – Rp.240.000/minggu”, jelas Seniati.

“Untuk tugas mengepel dibayar seharga Rp. 90.000/minggu. Bagi pekerja yang memasak susu kedelai memulai kerjanya di pukul 03.00 WIB hingga subuh, sedangkan pekerja yang membungkus bekerja dari Pukul 05.00 WIB (sehabis subuh) hingga pukul 10.00 WIB”, ujarnya.
Disaat diwawancarai SUARAPUBBLIK.CO.ID Umi Shohib menyampaikan “Awalnya ajak keponakan, abis itu tarik tetangga sini tarik tetangga sana dan beberapa janda biar bisa ada tambahan uang dari kerja bungkusin susu kedelai”.

Salah satu pekerja Usaha Susu Kedelai Umi Shohib yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, “Usaha ini sangat membantu karena di umur Saya sekarang kan susah cari kerja, disini Saya bisa mendapat 30.000 perhari dengan kerja membungkus susu kedelai ini”.
Usaha Susu Kedelai Umi Shohib terbukti meningkatkan dan membantu perekonomian masyarakat sekitar terutama para perempuan. Hal ini merupakan bentuk pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuaan perempuan merupakan upaya yang dilakukan untuk melibatkan perempuan dalam pengembangan potensi dengan membangun kemampuan dan konsep diri untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pemberdayaan perempuan merupakan strategi untuk mengembangkan peran perempuan dan potensi baik di ranah domestik.

Saat ini Usaha Susu Kedelai Umi Shohib sudah sangat berkembang dengan teknik marketing agen yang mengantarkan ke kedai-kedai sekitar. Permasalahan yang didapat ketika melakukan asesmen adalah persaingan dengan usaha susu kedelai yang mulai muncul dan kekurangan ahli teknologi pangan untuk menggunakan mesin yang telah dibeli oleh Umi Shohib dengan tujuan membuat susu kedelai lebih tahan lama seperti pemrosesan susu UHT.

“Kemarin sudah mau bikin susu kemasan biar bisa seperti susu UHT agar bisa tahan 3 bulan meski tidak pakai pengawet. Kalo dengan kemasan saat ini yang hanya plastik, susu hanya tahan seminggu di kulkas. kami sudah beli mesin seperti pembuatan susu UHT tapi butuh ahli teknisinya sampai sekarang belum dapat jadi mesin itu belum produksi padahal kemarin sudah habis ratusan juta modal untuk mesinnya”, ujarnya. [SP-03]
0 Komentar