
SUARAPUBLIK.CO.ID – Nasional | Tim riset mahasiswa Fakultas Pertanian [FP] Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara [UMSU] melakukan penelitian terkait keberlanjutan budidaya kapur Barus. Penelitian ini tentang eksplorasi keberlanjutan bidudaya kapur barus sebagai endemic plants di Kecamatan Barus Kabupaten Tapanuli Tengah melalui analisis multidimensional scalling. Kegiatan ini juga didukung pendanaan mahasiswa FP UMSU pada kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa dengan SKIM Riset Sosial Humaniora yang langsung diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Ditjen Belmawa.
Demikian disampaikan Wita Sania Agustin yang merupakan pimpinan riset dengan anggota Dinda Zaskia Ramanda, Windi Hasriani Pane, Jarot Ponco Anggoro, Muhammad Hendriawansyah dan didampingi oleh Dosen FP UMSU Bapak Aflahun Fadhly Siregar, S.P., M.P.
“Kegiatan riset yang dilakukan mahasiswa FP UMSU di Kecamatan Barus pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober”, ujar Wita Sania Agustin kepada SUARAPUBLIK.CO.ID Jum’at [19/7/2024].
Lebih lanjut dia mengatakan, “Mengingat Kecamatan Barus merupakan kecamatan yang pernah menjadikan tanaman kapur barus atau dengan nama ilmiah kamfer sebagai tanaman primadona sehingga memikat saudagar dari Arab datang berlabuh di Kecamatan Barus untuk mengambil hasil alam dari Kecamatan Barus yakni tanaman kapur barus”.
Hal ini lah yang mengawali penyebaran islam nusantara dan sekarang telah diresmikan bahwa Barus merupakan Titik Nol Peradaban Islam Nusantara oleh bapak Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo.
“Riset yang kami lakukan ini adalah untuk mengeksplorasi tanaman kapur barus atau kamfer untuk melihat keberlanjutan tanaman ini. Tanaman ini merupakan tamanan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi akan tetapi tidak dipelihara dengan baik sehingga sudah mengalami kepunahan”, jelas Wita.
“Kami hadir dan melakukan riset ini untuk mencari tau dan menyampaikan hasil dari riset kami baik itu dari dimensi ekonomi, ekologi, sosial, teknologi, dan kelembagaan. Kami melakukan riset ini juga agar keberlanjutan tanaman kapur barus tetap eksis agar kiranya pembaca baik itu semua kalangan yang terkait dapat membudidayakan kembali tanaman kapur barus ini ujar Wita selaku ketua kordinator tim riset”, katanya.
Dia juga menjelaskan, “Kami sangat berterima kasih kepada tim riset dari Fakultas Pertanian UMSU yang telah memilih daerah kami dan tanaman kapur barus sebagai objek riset. Kami berharap agar kapur barus ini tetap bertanaman dan bahkan tetap harus ada di Kecamatan Barus ini. Harapan kami juga agar pemerintah tetap memperhatikan tanaman ini dan bila perlu menyiapkan lahan khusus untuk budidaya tanaman kapur barus ini ujar salah satu pembudidaya tanaman kapur barus yang ada di Kecamatan Barus”.
“Kami sangat berharap agar tanaman kapur barus atau kamfer ini tetap eksis dan juga berlanjut. Mengingat tanaman ini juga memiliki sejarah yang luar biasa juga memiliki manfaat dan potensi ekonomi yang tinggi. Harapan kami juga kedepannya keberlanjutan tanaman kapur barus ini juga tetap menjadi ikon dan melekat sesuai dengan nama daerah ini yakni Barus. Untuk pembudidaya tetaplah dengan ikhlas membudidayakan tanaman warisan ini ujar Aflahun selaku dosen pendamping pada kegiatan riset ini”, demikian Wita Sania Agustin. [SP-03]
0 Komentar